19 July 2011

Cinta

Pernahkah oleh hidup diucapkan kepadamu barang sepatah duapatah kata?
Sungguh beruntung aku, sesudah kuulang beribu kali pertanyaan ini --
'Hai! Apakah yang paling banyak kau minta dariku, dan apakah yang paling sedikit boleh kuberikan kepadamu?'
Tiba-tiba ia berbisik ke telingaku, pada suatu malam yang amat bisu -- 'Aku selalu haus kesabaranmu, dan aku senantiasa kenyang keinginanmu'
Tak kusia-siakan kesempatan mutiara ini -- bukankah engkau mafhum hidup selalu bersikap gagu dan tuli? -- sehingga cepat-cepat kusodorkan pertanyaan lagi: 'Apakah yang paling banyak harus kupersembahkan kepada orang lain, dan apakah yang paling sedikit boleh kuminta darinya?'

Hidup menjawab, 'Berikan permaafan tak ada batasnya, dan jangan pernah mengajukan permintaan apapun kecuali terpaksa' Kulanjutkan bertanya, 'Bersediakah engkau, wahai hidup, menjelaskan kepadaku kenapa kesabaran dan kenapa keinginan, serta kenapa permaafan dan kenapa permintaan?'
Tak terdengar jawabannya, kutunggu bertahun-tahun lamanya, tak jua terdengar jawabannya
Kukejar dan kukejar terus dengan sebuah pertanyaan yang telah mengganti peran darah dagingku, 'Hai! Kenapa tak kau sebut cinta? Kenapa tak kau sebut cinta?' Pada hari-hari menjelang mautku, baru kutahu bahwa tiadalah sesuatu yang pernah diucapkan oleh hidup kepadaku kecuali cinta itu sendiri

(Emha Ainun Nadjib)

No comments:

Post a Comment